Søg
  • Søg
  • Mine Storyboards

Ketamakan Sang Pendosa

Opret et Storyboard
Kopier dette storyboard
Ketamakan Sang Pendosa
Storyboard That

Lav dit eget Storyboard

Prøv det gratis!

Lav dit eget Storyboard

Prøv det gratis!

Storyboard Tekst

  • Dasar pengemis!Kau fikir aku akan kasihan kepadamu kau membuang-buang waktuku saja, hartaku tidak pantas untukmu, enyah saja kau!
  • Tolonglah tuan, sudah dua hari aku dan keluargaku tidak makan tuan. Tolonglah kasihanilah kami tuan aku tahu kau sangat kaya di tempat ini tuan.
  • Tuan, tidak kusangka kau begitu kikir terhadap orang-orang yang membutuhkan, kau begitu tamak, berhati-hatilah tuan dengan teguran Tuhan yang akan kau dapatkan!
  • Sudah kubilang, apa kau tidak mendengar perkataanku!
  • Benarkah apa yang kau katakan wahai keledai?, tidak, bagaiamana dengan keluargaku aku tidak ingin keluargaku terkena bencana itu.
  • Tuan Osman, spertinya sebentar lagi akan ada bencana alam, sepertinya Tuhan kali ini benar-benar marah terhadap orang-orang yang tamak seperti tuan Chalis. Bawalah keluargamu pergi ke dataran tinggi tuan Osman
  • Dalam perjalanan tuan Chalis menuju rumah warga dengan bertujuan menagih uang pembelian susu ia tidak sengaja bertemu dengan seorang pengemis di jalanan, tidak sedikit tuan Chalis merendahkan sang pengemis itu. Hari semakin siang dan panas terik matahari seakan memberi siraman kemurkaan terhadap tuan Chalis.
  • Aku tidak peduli!, dasar orang-orang miskin, aku hanya meminta hakku cepatlah! berikan padaku
  • Aku kemari ingin mengambil hakku sebagaimana perjanjian akan hutang-hutang kalian. Cepatlah bawa uang koin kalian atau ternak kalian
  • Setelah kepergian pengemis itu tuan Chalis merasa gelisah dengan ucapan pengemis itu, namun hatinya telah mati akan harta maka dari itu tuan Chalis hanya memikirkan harta dan harta karena menurut ia harta yang ia peroleh adalah hasil kerja keras ia sendiri. Secara langsung menurut ia Tuhan tidak ikut andil dalam kesuksesannya.
  • Ya Tuhan ada bencana apa ini? Sepertinya hujan kali ini sangatlah deras, dan apa ini, mengapa angin sangat kencang sekali.
  • Ditempat lain, tuan Osman mulai terbiasa dengan keledai tuan Chalis yang dapat berbicara layaknya manusia. Hari ini tuan Osman sedang berada di ladang dengan beberapa ternak tuan Chalis, tanpa disadari tiba-tiba sang keledai menghampiri tuan Osman dan mengatakan sesuatu yang membuat tuan Osman terkejut akan hal itu.
  • Di tempat lain tuan Chalis mulai mengumpulkan para warga yang memiliki hutang susu keledai padanya. Suasana berubah menjadi semakin mendung seakan-akan ada badai besar yang akan datang, dibenak tuan Chales hanya memikirkan hartanya, istri dan anaknya seperti tempat berkumpul saat pulang saja.
  • Maafkan kami tuan Chalis, kami belum memiliki koin itu dan sebagai gantinya kami akan memberikan ternak kami
  • Suasana semakin mencekam dengan segala kebingungan orang-orang miskin itu. Tuan Chalis telah dibutakan oleh harta, hingga ia lupa akan Tuhannya dan semesta yang sebentar lagi akan marah. Lngit telah mendung, hujan mulai turun, hingga gemuruh petir yang tiba-tiba sangt besar tidak seperti biasanya. Ketahuilah, bahwa Tuhan telah marah terhadap orang-orang yang sombong dan lupa terhadap Tuhannya.
  • Sepertinya Tuhan sedang marah terhadap kita, tidak! aku harus segera pulang bagaimana dengan harta-hartaku? aku harus melindunginya!
  • Sementara itu, cuaca semakin menjadi-jadi hingga tuan Chalis sendiri merasa kebingungan, kereta yang semulanya ia tumpangi hilang terbawa angin tornado. Tuan Chalis dengan segala kesombongannya ia tetap memikirkan harta dan marah terhadap sang Pencipta. Hingga, kota itu luluh akan tanah dan rumah-rumah telah hancur, begitulah hidup tuan Chalis dengan kesombongannya hingga mati mengenaskan.
Over 30 millioner Storyboards oprettet